Saat ini Negara kita sedang menanti dengan harap-harap cemas. Suatu kesempatan emas namun juga dapat menjadi malapetaka bagi perokonomian Indonesia bila tidak dipersiapkan dengan baik. Kesempatan emas tersebut adalah bonus demografi yang mencapai puncaknya pada 2025-2035. Sedangkan disisi lain data statistik menunjukkan pada tahun 2013, angka pengangguran masih sangat tinggi dengan jumlah mencapai 7,39 juta jiwa atau 6,25 persen dari jumlah angkatan kerja, naik 2,03 persen dibanding tahun 2012 yang berjumlah 7,24 juta jiwa. Sebanyak 11,04 persen pengangguran adalah tenaga kerja terdidik berasal dari perguruan tinggi dan sebanyak 38,35 persen berasal dari sekolah menengah atas tercatat pada tahun 2014. Seperti catatan merah dalam dunia pendidikan bukan? Oleh karena itu Dunia pendidikan sedang mengevaluasi besar-besaran terhadap kurikulum yang diberikannya agar lulusannya dapat survive bahkan berkarya nyata untuk negara, bukan malah menjadi beban negara sebagai pengangguran.
Indonesia Membutuhkan 2 Persen Entrepreneur Muda
Jika Indonesia ingin menjadi negara maju, minimal harus memiliki 2 persen wirausahawan atau entrepreneur muda dari total penduduk yang dapat mengerakan perekonomian nasional secara dinamis sedangkan Indonesia baru mencapai 0,29 persen dari total penduduk (Doing Business report, 2012). Dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mempersiapkan pada entrepreneur muda. Beberapa peran dunia pendidikan dalam menciptakan peluang entrepreneur muda yaitu :
1. Memberikan kompetensi life skills dan soft skill :
Saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang menjadi kewirausahaan sebagai salah satu muatan wajib dalam kurikulum yang diberikan. Berbagai pilihan ektrakulikuler dan organisasi di sekolah yang dapat mengasah soft skill dan life skill. Untuk hal ini benar-benar bergantung pada kemauan mereka untuk mengasahnya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Sekolah/kampus memiliki peran penting untuk memberikan arahan dan motivasi serta memberikan kesempatan mereka untuk berkembang. Sekolah/kampus juga perlu menanamkan pengetahuan tentang pentingnya menjadi seorang yang memiliki jiwa entrepreneur muda yang tidak bergantung pada orang lain untuk hidup namun dapat membantu orang lain dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Paradigma bahwa setelah lulus pontang-panting mencari pekerjaan harus dirubah. Paradigma job-seeker harus diubah menjadi job-creator. Dunia pendidikanlah yang memiliki peluang besar untuk merubah paradigma tersebut.
2. Wadah eksperimen :
Sebelum terjun langsung ke dunia bisnis sebenarnya, sekolah/kampus dapat menjadi wadah eksperimen untuk mulai membangun bisnis. Ide-ide, wawasan, dan kesempatan untuk praktek langsung sangat memungkinkan untuk diasah. Di perguruan tinggi, perlombaan kewirausahaan sudah semakin banyak. Bermula dari step proposal yang didanai lalu diaplikasikan langsung untuk dikompetisikan. Treatment seperti ini sangat efektif untuk mendorong mereka menjadi entrepreneur muda.
3. Mendapatkan sosok panutan/mentorship :
Di sekolah/kampus inilah kita lebih mudah untuk mendapatkan sosok panutan untuk menjadi mentorship. Biasanya mereka akan menjadi semangat bila melihat langsung dosen, kakak kelas atau temannya sukses atas usahanya. Ada kebanggan tersendiri dan lebih memotivasi. Dunia pendidikanlah yang menciptakan sosok-sosok panutan.
4. Membangun jaringan :
Berapa jumlah mahasiswa dalam satu angkatan? Sangat banyak bukan, apalagi bila kita juga mengenal kakak kelas atau adik kelas serta stakeholder lainnya yang ada di sekolah/kampus. Anggaplah mereka kedepannya akan menjadi orang penting yang sukses dan dapat membangun jaringan yang kuat dengan kita. Masa-masa di sekolah/kampus memang harus benar-benar dimanfaatkan untuk membangun jaringan.
5. Membangun tim :
Bukan tidak mungkin bahwa tim solid kita ternyata adalah kawan-kawan karib kita disekolah. Masa penempaan selama didunia pendidikan membuat kita menjadi saling mengenal lebih dalam karena intensitas interaksi ketika di sekolah/kampus.
Maka jika Anda ingin segera menjadi entrepreneur muda yang sukses, jangan menunggu lulus baru berbisnis. Curilah start membangun bisnis sejak disekolah/kampus. Mengapa? Karena dunia pendidikan memberikan kesempatan untuk mengasah skill, wadah eksperimen, panutan terdekat, jaringan dan tim yang lebih mudah dibangun pondasinya sejak dini.
[Teguh/Zahir/PM]
Artikel ini hasil kerja sama PengusahaMuslim.com dengan .
SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK